BUTON TENGAH, WARAWARANEWS.com – Akibat kesulitan air bersih, warga Desa Lowu-lowu, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, mengambil air bersih dengan menyebrang lautan menggunakan perahu.
Warga menyebrang sekitar 40 menit atau 1 jam menuju sumber air yang berada di Desa Tanjung, Kecamatan Tangkuno Selatan, Kabupaten Muna.
“Masyarakat kami kalau kekurangan air selalu ambil air di Desa Tanjung dengan menyebrang laut, makai sampan (perahu) atau katinting,” kata seorang warga desa Lowu-lowu, Muslimin Rifai, Selasa (17/10/2023).
Ia menambahkan, warga untuk mandi menggunakan air payau namun tidak bisa dikonsumsi dan hanya digunakan mandi dan mencuci.
“Sehingga kalau air minum kalau bukan air gallon untung ada uangnya kalau tidak ada uangnya mengambil air disini di desa Tanjung,” ujarnya.
Terlihat beberapa warga desa Lowu-lowu menuju ke desa Tangkuno Selatan dengan menggunakan dua perahu longboat.
Warga banyak membawa jeriken dan galon kosong diatas perahu longboat. Setelah menempuh sekitar 30 menit, warga tiba di desa Tanjung.
“Kalau makai mesin, kurang lebih 30 menit, tapi kalau dayung sampan makan waktu bisa sampai 2 jam apalagi kalau keras angina,” ucap Muslimin.
Warga kemudian mengambil air bersih di sumur yang telah disediakan oleh warga desa Tanjung di sekitar pantai.
Setelah mengambil air, warga kemudian balik menuju ke desanya dengan kembali menyebrang lautan.
“ Sudah bertahun-tahun masyarakat lowu-lowu menginginkan air bersih seperti warga lainnya,” katanya.
Hal yang sama d utarakab warga lainnya, Wa Mila, yang mengatakan, selalau mengambil air bersih di desa Tanjung.
“ Kalau beli air pertangki paling dibawah 70 ribu kalau musim kemarau begini 100 ribu per tangka,” ucapnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah dapat memperhatikan warga desa Lowu-lowu dalam ketersediaan air bersih, sehingga tidak harus menyebrang lautan.