BUTON, WARAWARANEWS.com– Seorang pria, Udin, warga Desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sudah lima tahun tinggal di water closed atau toilet umum bersama anak dan istrinya.
Udin mengaku memilih tinggal di toilet umum karena tidak memiliki rumah dan juga ingin mandiri dari keluarganya.
“Tinggal disini karena tidak ada rumah, tinggal sama orangtua juga susah, jadi ingin mandiri saja tinggal disini,” kata Udin.
Bila dilihat sepintas dari luar, toilet umum yang dibangun sekitar tahun 2014 terlihat masih seoerti bangunan yang dibangun pertama kali.
Toilet tersebut terdapat tiga ruang untuk toilet. Namun saat masuk kedalam ruangan, dua ruang toilet diubah dan dindingnya dijebol dijadikan satu sehingga menjadi kamar.
Ukuran kamarnya pun sangat kecil dengan panjang 3 meter dan lebar hanya 1,5 meter tanpa jendela.
Kemudian dibagian atas pembatas toilet ditutup dengan tripleks sehingga dijadikan ruang utama.
“Anak-anak tidurnya di ruang utama ini. Kalau saya dan istri didalam kamar,” ujar Udin.
Udin menjelaskan, sebelumnya, ia bersama anak dan istrinya tinggal di rumah gubuk di tepi laut milik keluarganya.
Namun karena rumahnya sudah mau roboh diterjang angin kencang, sehingga Udin yang pekerjaannya hanya buruh bangunan ini akhirnya memilih tinggal di toilet umum.
Apalagi toilet umum ini sudah lama tidak digunakan warga, karena semua warga sudah mempunyai toilet masing-masing dalam rumahnya.
“Jadi saya minta izin sama kepala desa untuk tinggal disini (toilet), dan diizinkan dan lahan ini juga milik mertua,” ucapnya.
Walaupun sudah lima tahun tinggal di toilet umum tersebut, Udin mengaku kesulitan karena tempat tinggalnya yang sempit.
Udin hanya berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan untuk tempat tinggal yang layak.