BAUBAU, WARAWARANEWS.com – Baru-baru ini masyarakat Kota Baubau di hebohkan dengan Komandan Distrik Militer atau Dandim 1413 Buton mengamankan Tiga meriam yang disimpan Markas Komando (Mako) lantaran pengambilan meriam tersebut diduga tidak prosedur.
Tiga meriam diamanakan di Mako pada tanggal 9/7/2024 sehingga memunculkan beragam spekulasi. Sehingga menjadi isu liar bahkan muncul sampai permukaan Media sosial (Medsos) diduga meriam akan dibawa keluar wilayah Kota Baubau.
Ke-Tiga meriam itu, sebelumnya Dua biji berada mesjid Kadolomoko Kecamatan Kokalukuna, kemudian yang Satu. Lagi berada Kelurahan Wajo.
Komandan Kodim 1413 Buton, Letkol Infantri I Ketut Janji mengatakan, sebelum mengamankan Tiga meriam tersebut, pihaknya telah bersurat dan menyampaikan kepada Pemerintah daerah (Pemda) untuk segera dirawat, pasalnya, melihat alat perang mantan eks Kesultanan Buton terbengkalai dan sudah tidak terurus lagi di sejumlah tempat.
“Kami mengambil meriam bukan yang sudah terpasang malainkan yang sudah terbengkalai, itu yang sudah tidak terurus lagi dan kami mengamankan disini (Kodim), kemudian kami data dan kami akan laporkan pada Kesultanan Buton dan pemerintah Daerah,”kata Ketut saat diwawancara sejumlah awak media diruang tamu Dandim 1413, Rabu (10/7/2024).
Ketut menambahkan, Meriam yang diamankan di Mako lantaran melihat alat perang eks Kesultanan Buton tersebut sudah tidak tidak terawat dan bukan pada tempatnya, sehingga beberapa meriam yang sudah berkarat lantaran diuraikan oleh alam, sehingga timbul niat baik untuk mengurus bekas peninggalan bersejarah Kesultanan Buton.
“Kalau memang itu barang (meriam) masih di butuhkan silakan diambil, kami hanya perhatian karena tujuannya hanya dirawat dibersihkan makanya kami amakan, tetapi apabila Pemerintah Daerah dan Kesultanan Buton memerlukan silakan diambil,”tutur Ketut.
Orang Nomor Satu diwilayah Kodim 1413 Buton menjelaskan, kepedulian terhadap cagar budaya tersebut telah mendapat persetujuan dari jajaran Pemerintah Kota Baubau. Termasuk, rekomendasi dari pihak Lembaga Adat Kesultanan Buton, yang menyetujui meriam besi tersebut dirawat di Kodim Buton.
“Apabila masyarakat Kota Baubau tidak setuju untuk diamankan dan di rawat, kasi siap mengembalikan ketempat semula,”pungkasnya.
Sementara ditempat yang sama, Kapitalao (Panglima Perang) Lembaga Adat Kesultanan Buton (LAKB), La Ode Arifin awalnya kaget lantaran menerima informasi di salah satu medsos dan mengutuk keras tindakan pengangkutan meriam tersebut. Namun, setelah berkoordinasi dengan Dandim Buton dan mengetahui alasannya mengapa diamankan di Mako. Sehingga Lembaga Kesultanan Buton mengapreasi niat baik Kodim.
“Ternyata meriam yang di kumpulankan disini (Kodim) sudah izin dari pemerintah daerah dan kami sudah kelar apa yang diucapkan oleh pak Dandim,”ungkap Arifin.
Arifin menambah, dengan niat baik Dandim untuk merawat dan membersihkan meriam menjadi nilai plus sehingga benda bersejarah dapat diperhatikan peninggalan bersejarah eks Kesultanan Buton.
“Untuk sementara kami menyutujui, karena dimana lagi disimpan benda Kesultanan kalau bukan di Kodim, karena Kesultanan Buton belum ada tempat untuk menyimpan benda itu (meriam),” tutup Kapitalao.
Kapitalao juga telah menempuh jalur kesempatan bersama Dandim Buton tentang meriam yang diamankan di Kodim. Pihaknya akan berkoordinasi ketika ditemukan benda bersejarah yang terbengkalai.
“Jadi, ketika kami minta meriam untuk kebutuhan pembangunan Rumah Jabatan Sultan di kemudian hari dan pembangunan patung Oputa Yi Ko kedepan beliau (Dandim) sudah siap menyerahkan,” tutup Kapitalao. (Man)