BAUBAU, WARAWARANEWS.com – Kericuhan antara ratusan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kendari dengan aparat petugas keamanan terjadi di pelabuhan Murhum Baubau, Kamis siang (23/11/ 2023)
Kericuhan ini terjadi saat 159 mahasiswa tak memiliki tiket memaksa masuk kedalam ruang tunggu di pelabuhan Murhum Baubau.
Ratusan mahasiswa dari Kendari, Konawe, dan Kolaka Utara datang dari kendari dengan menggunakan kapal cepat.
Para mahasiswa tersebut kemudian menuju ke pelabuhan Murhum Baubau, Kamis (23/11/2023) untuk dapat berangkat melalui kapal pelni menuju ke Pontianak.
Namun mahasiswa tersebut tidak memiliki tiket, sehingga para mahasiswa memaksa masuk kedalam ruang tunggu pelabuhan namun di halangi petugas keamanan pelabuhan.
Saling dorong tak terelakan sehingga kericuhan pun akhirnya terjadi antara mahasiswa dan aparat keamanan pelabuhan Baubau.
Para mahasiswa kemudian mundur hingga hingga ke lapangan parkir pelabuhan dan kemudian mundur di hingga di depan pintu masuk pelabuhan.
Suasana kembali kondusif setelah aparat keamanan dari Polres Baubau mereda kericuhan dengan menghalangi mahasiswa.
Polisi kemudian mengajak mahasiswa untuk duduk di kantin KP3 Pelabuhan Baubau untuk mengajak diskusi mencari solusi.
“Tadi memang sempat terjadi chaos, entah itu dari oknum aparat, buruh pelabuhan dan sebagainya kita belum tahu pasti yang jelasnya ada beberapa kader HMI yang terkena pukulan,” kata Koordinator HMI cabang Kendari, Moh Rum Syahruddin.
Syahruddin menjelaskan, ia bersama ratusan mahasiswa hendak mengikuti Kongres Nasional HMI ke 32 di Pontianak dengan menaiki kapal pelni KM Lambelu lewat pelabuhan Murhum Baubau.
Namun para mahasiswa tersebut dilarang masuk karena tak memiliki tiket.
“Dilarang masuk ini sebanrnya masih dalam upaya komunikasi, hanya saja ada yang terprovokasi hingga upaya paksa membubarkan teman-teman kader di depan pintu masuk ruang tunggu,” ujarnya.
Sementara itu, usai terjadi kericuhan, para instansi terkait, Polres Baubau, Pemkot Baubau, KSOP Pelabuhan Baubau dan PT Pelni cabang Baubau melakukan rapat dadakan.
“Kami sudah rapat, bukan 159 yang akan berangkat, malahan aka nada penambahan dua orang menjadi 161 orang,” ucap Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut Pelabuhan Baubau, Herwan Rasyid.
Hasil rapat tersebut, para instansi membuat urunan untuk membayarkan uang tiket mahasiswa sebesar Rp 48 juta.
“Sama dengan yang lain kami akan saweran untuk membayarkan tiket sebesar 161 kali Rp 300.000, dalam hal ini Rp 48.300.000. Jadi semua 161 akan berangkat dan tiketnya dibelikan dari teman-teman urunan sehingga bisa berangkat dan tidak membuat onar di pelabuhan Baubau,” ungkapnya.
Rasyid menambahkan, agar kedepannya tidak terjadi peristiwa ini , pemerintah propinsi dan daerah agar dapat memfasilitasi bila ada acara kongres.
“Ini yang kadang kita susah, kota Baubau yang tanggung dari Konawe, Kolaka Utara, Kendari, kan mereka punya pemda,” kata Rasyid.
Setelah mendapatkan tiket, para mahasiswa kemudian dikumpul di depan pintu masuk ruang tunggu dan selanjutnya dipanggil satu per satu untuk masuk ke ruang tunggu keberangkatan kapal.
Sekitar pukul 13.00, para mahasiswa tersebut naik keatas kapal pelni Lambelu dengan tujuan ke Kalimantan.
